PM Italia Ancam AstraZeneca Karena Tunda Kirim Vaksin Covid
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengancam bakal mempertimbangkan `semua langkah hukum` terhadap AstraZeneca yang dituding telah melakukan `pelanggaran kontrak yang serius` terkait pembelian vaksin Covid-19.
AstraZeneca sebelumnya mengonfirmasi ke Italia pada Sabtu (23/1) bahwa pihaknya akan mengurangi jumlah vaksin yang diberikan pada kuartal pertama menjadi 3,4 juta dosis dari 8 juta dosis.
Sebelumnya, Conte juga mengancam tindakan hukum terhadap produsen vaksin covid-19 Pfizer karena penundaan pengiriman vaksin ke Italia.
"Penundaan pengiriman ini merupakan pelanggaran kontrak yang serius yang menyebabkan kerusakan besar di Italia dan negara-negara Eropa lainnya dengan efek langsung pada kehidupan dan kesehatan warganya, dan pada tatanan ekonomi dan sosial kita yang telah teruji oleh pandemi selama satu tahun," kata dia dalam unggahan di akun Facebook yang dikutip dari Financial Times, Minggu (24/1).
Ia mengatakan menteri kesehatan dan komisaris khusus yang bertanggung jawab atas pandemi di Italia telah berbicara langsung dengan eksekutif senior AstraZeneca untuk mengonfirmasi pengurangan dosis pada pengiriman pertama. Menurutnya, langkah ini tak bisa diterima.
"Rencana vaksin kami disetujui oleh parlemen Italia ... dikembangkan berdasarkan komitmen kontrak yang disetujui secara bebas dan ditandatangani oleh perusahaan farmasi dengan Komisi Eropa," tutur Conte.
Komisaris Covid Italia Domenico Arcuri mengatakan kampanye vaksinasi Covid-19 tidak bisa diperlambat, khususnya kepada warga negaranya yang telah menerima dosis pertama.
Sejauh ini Italia telah memvaksin setidaknya 1,3 juta penduduknya sejak Jumat (22/1). Vaksin diberikan per 100 penduduk Italia.
Negara-negara Uni Eropa menanti 100 juta vaksin yang seharusnya diberikan AstraZeneca pada kuartal pertama tahun 2020. Namun, perusahaan tersebut menyatakan dosis yang dikirim lebih sedikit akibat komplikasi di lokasi manufaktur Eropa.
"Kami akan memasok puluhan juta dosis pada Februari dan Maret ke UE karena kami terus meningkatkan volume produksi," kata perusahaan itu.
Komentar
Posting Komentar