Pelapor Sebut Jagal Kucing Di Medan Masih Berkeliaran

Pelaku penjagalan kucing di Medan, Sumut, belum ditahan lantaran belum ada penetapan tersangka meski kasusnya sudah masuk penyidikan.

Sonia Rizkika, warga Medan, Sumatra Utara, pelapor kasus penjagalan kucing ke polisi, mengatakan bahwa pelaku NS masih berkeliaran di sekitar rumahnya.

"Oke teman-teman saya mau memberi sedikit klarifikasi mengenai pelaku pembantaian kucing yang kemarin. Banyak banget di media itu, khususnya TV kalau pelaku itu udah ditangkep. Saya gak tau kenapa mereka ngomong kayak gitu. Setau saya pelaku masih lari-larian, belum ketangkep," katanya lewat aku Instagram @soniarizkikarai, Jumat(29/1).

Sonia juga mengaku belum ada laporan dari kepolisian yang menginformasikan bahwa pelaku sudah tertangkap.

"Mohon kalau saya salah, dikoreksi. Tapi saya gak tahu kenapa kalau sudah ketangkap polisi ga ngabarin saya. bukannya seharusnya mereka mengabari saya juga? yah semoga aja sudah ketangkap beneran karena kalau belom ketangkep beneran, saya rasa dia akan meresahkan kucing-kucing lainnya di luar sana," tambahnya.

Terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Hadi Wahyudi mengatakan pihaknya belum menetapkan tersangka dalam kasus penjagalan kucing di Medan meski sudah masuk tahap penyidikan.

"Untuk perkembangan yang lainnya terkait siapa yang ditetapkan tersangka dan lain sebagainya, itu masih dalam penyidikan," ujar dia, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).

Hingga kini, pihaknya sudah meminta keterangan tiga orang dan memeriksa dua orang sebagai saksi.

Hadi juga menampik kabar penggerebekan di rumah terduga jagal kucing. Menurutnya, Polsek Medan Area baru mendatangi rumah pelapor untuk melakukan pengecekan. Selain itu, kepolisian juga masih mengembangkan kasus dan mengumpulkan alat bukti.

"Pelaku aja belum ditetapkan [tersangka] kok ada penggeledahan?" cetusnya.

Penjagalan Tiap Hari

Salah satu tetangga jagal kucing Medan, Sumatra Utara, Anggiat Sipahutar, menduga penjagalan itu dilakukan setiap hari. Ia mengaku setiap hari melihat kucing-kucing yang telah dikuliti oleh pelaku berinisial NS itu.

"Setiap hari [menjagal kucing]. Ini kan baru siap potong ini, itu kan masih basah dagingnya," tuturnya, kepada TV.

"Kadang gimana ya, kebuka saja di sini digantungin," tambahnya.

Namun demikian, ia tak mengetahui persis jumlah kucing yang dijagal tiap harinya oleh NS. "Tidak tahu kalau per ekornya, banyak juga yang digantungnya, dikumpulinya," aku dia.

Ia juga mengaku sempat melarang NS untuk melakukan penjagalan kucing. Namun, NS tetap melakukan aksi itu yang diduga untuk konsumsi pribadi dan diperdagangkan.

"Ya untuk dijualnya lah, untuk dimakannya, cari makannya," kata Anggita.

Soal Etika

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyebut jagal kucing di wilayahnya adalah orang tak benar.

"Saya pecinta binatang, kucing saya banyak sekali. Pasti orang itu tak benar," ujar dia, dalam video yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (29/1).

Menurut Edy, kucing adalah hewan peliharaan dan tak patut untuk dikonsumsi. Oleh sebab itu, ia pun berpesan kepada warganya bahwa apapun alasannya, tindakan penjagalan kucing adalah perbuatan tercela.

"Saya belum mengerti aturan hukumnya bagaimana. Tapi etika itu sangat buruk. Masih banyak yang bisa kita makan yang lain," kata jenderal purnawirawan bintang tiga itu.

Sebelumnya, kasus penjagalan kucing ini ramai di media sosial usai salah satu pecinta kucing, Sonia Rizkika, mengunggah foto-foto kucingnya yang sudah dikuliti di akun instagram miliknya.

Dalam keterangan foto itu ia juga bercerita sudah menemukan rumah pelaku penjagalan kucing dan langsung melaporkan ke Polsek Medan. Namun, laporan tersebut tak membuahkan hasil.

Tak lama setelah unggahan itu menjadi viral, Polsek Medan Area mendatangi rumah pelaku di Jalan Tangguk Bongkar 7 Kelurahan Tegal Sari Mandala Dua, Medan.

Dalam penggrebekan itu polisi menemukan sejumlah kepala dan organ tubuh kucing yang telah dipotong-potong, Kamis (28/1)

Komentar

Postingan Populer