Mengukur Kecepatan Rossi Di MotoGP 2021

Valentino Rossi belum bosan memacu kuda besi di sirkuit. MotoGP 2021 akan menjadi musim ke-22 Rossi bersaing di balap motor kelas primer.

Valentino Rossi masih terus memilih melanjutkan karier di MotoGP. Hasil buruk pada tahun lalu tidak membuat pembalap veteran itu kapok memacu kuda besi di MotoGP 2021.

Musim balap 2020 adalah catatan terburuk The Doctor selama berkarier di dunia balap motor. Mengakhiri musim di peringkat ke-15 dengan 66 poin. Kegagalan finis dan paparan virus Covid-19 menjadi ganjalan Rossi di MotoGP 2020.

Sebelum MotoGP 2020, Rossi tidak pernah terlempar ke luar posisi 10 besar. Bahkan musim pertama sebagai pembalap profesional di kelas 125cc diakhiri pada peringkat kesembilan dan hanya dua kali menempati posisi tujuh pada akhir klasemen MotoGP 2011 dan 2019. Selebihnya pembalap yang cukup lekat dengan warna hijau kuning stabilo itu ada di area lima besar pada klasemen akhir.

Menghadapi musim baru Rossi tidak lagi menargetkan gelar juara. Alih-alih tetap berkeras mengejar titel juara dunia yang ke-10, Rossi memilih tetap membalap dengan target lebih sering naik podium dan meraih poin yang lebih baik ketimbang musim lalu.

"Itu [gelar ke-10] akan selalu jadi tujuan utama, tetapi akan lebih baik hanya memenangi balapan, jadi kompetitif, meraih podium dan jadi salah satu protagonis di hari Minggu [balapan]," ujar Rossi kepada Sky Italia pertengahan November lalu.

Rossi agaknya memahami dua hal. Yang pertama mengenai rivalitas melawan anak-anak muda dan kedua soal tim baru yang akan diperkuat mulai musim depan, Petronas Yamaha SRT.

Sebagai pembalap kawakan, Rossi sudah bisa mereka persaingan melawan `adik-adik` dan `keponakan-keponakan` yang benar-benar memiliki gairah segar dan semangat baru di lintasan.

Merujuk pada hasil yang diraih Rossi setelah kali terakhir menjadi juara dunia pada 2009, hanya ada segelintir pembalap yang bisa lebih cepat dibanding dirinya seperti Marc Marquez, Andrea Dovizioso, dan Jorge Lorenzo.

Pada musim 2020 yang unik, kian banyak pembalap yang bisa berada di depannya. Kendati demikian Rossi sempat sanggup melawan dengan sekali naik podium, satu kali di posisi keempat dan dua kali menghuni peringkat kelima pada paruh pertama MotoGP 2020. Bukan hasil yang buruk untuk pembalap berusia kepala empat, namun tak cukup membanggakan bagi sosok dengan nama besar.

Seandainya Marquez kembali fit dan bersaing di MotoGP 2021 selepas mengalami patah tulang humerus, bisa saja penguasa MotoGP dalam satu dasawarsa terakhir itu membuat Rossi kembali keteteran. Di sisi lain Joan Mir, Maverick Vinales, Fabio Quartararo, dan Alex Rins pun bakal kian matang. 

Debutan macam Luca Marini dan Enea Bastianini pun bakal menambah curahan energi Rossi untuk tetap menunjukkan taji di MotoGP.

Bagaimanapun, olahraga otomotif tak hanya berbicara soal kemampuan fisik dan pengalaman sang atlet belaka. Ada faktor alat yang memiliki pengaruh besar dalam hal prestasi.

Musim depan, Rossi masih akan disokong Yamaha, namun ada yang berbeda dibanding musim-musim sebelumnya. Rossi akan bergabung dengan tim baru. Kendati tetap menunggangi motor Yamaha, Rossi tak lagi berada di tim utama melainkan di tim satelit dan berada satu tim dengan Franco Morbidelli yang tak lain adalah anak didiknya di akademi VR46.

Kendati pindah ke tim satelit, Yamaha sudah berikrar bakal memberi sokongan penuh pada Rossi dengan memberi motor yang setara dengan Quartararo dan Vinales di tim pabrikan. Hanya saja, motor dari tim berlambang garpu tala itu terbukti tidak mampu `nyetel` dengan Rossi dalam dua musim terakhir.

Terkait dengan kepindahan ke Petronas, Rossi pun sudah mendapat ancaman agar tidak bertindak semaunya di tim asal Malaysia tersebut. 

"Rossi orang yang penting di dunia ini, tapi kami sudah menjelaskan semuanya. Jika Anda membalap dengan Petronas, kami yang akan membuat keputusan," ujar Manajer Petronas, Wilco Zeelenberg, dikutip dari Marca.

Petronas telah membuktikan ucapan tersebut dengan mengizinkan Rossi membawa dua orang kepercayaannya saja ke tim, yakni David Munoz dan Matteo Flamigni.

Jika Rossi bisa menjaga kondisi fisik tetap prima dan Yamaha bisa melakukan perbaikan frontal serta bisa bekerja sama dengan baik bersama Petronas, maka bukan tidak mungkin mantan juara 125cc dan 250cc itu bisa bersaing di zona podium.

Seandainya salah satu faktor, diri pribadi atau motor dan kerja sama tim, tidak bisa maksimal maka Rossi musim depan sekiranya tak berbeda dengan musim lalu.

Komentar

Postingan Populer